Saturday, August 17, 2013

21 Pulang Muhibah

PULANG MUHIBAH
TERLAMBAT BERLENSO
Oleh: Nathan Mintaraga

Meskipun sudah direkam lebih dari setahun sebelumnya, ‘Pulang Muhibah’ adalah album (LP) 1 Lilis Suryani yang hampir tidak dirilis tahun 1967 oleh Irama Records. Diperkirakan oleh pers, bahwa pada waktu itu perusahaan piringan hitam tersebut sedang mengalami krisis (moneter) yang cukup serius. Karena semenjak album ‘Sendja di Kaimana’ diluncurkan tahun 1965, Remaco terus menguasai pasaran musik populer nasional. Hanya album-album karya mereka saja yang laku keras dan menghasilkan hits yang fenomenal. Lagu-lagunya memonopoli semua tangga lagu-lagu nasional.

Selain Lilis Suryani dengan album-albumnya ‘…. Ia Tetap Diatas !!’ dan ‘Tiga Malam’ 2, juga tak terkecualikan Titiek Puspa, semenjak tahun 1965 Irama Records hampir tidak mempunyai artis yang bisa mencetak hits untuk mereka.

Artis-artis mereka Nien Lesmana, Rachmat Kartolo, Sam Samiun, Kris Biantoro, Oslan Husein, Ivo Nilakrishna dan lain sebagainya mulai terkesan kuno dan ketinggalan zaman, semenjak gelombang-gelombang udara di tanah air dipenuhi terus oleh lagu-lagu baru hasil produksi Remaco, dari album-album seperti ‘Sendja di Kaimana’, ‘Tjing Tulungan’ 2 dan lain-lainnya.

Di samping itu Koes Bersaudara, grup unggulan Irama Records yang ketika itu cukup terkenal mendadak dilarang wewenang, gara-gara melalui pidatonya Bung Karno mengecam mereka sebagai grup yang menyesatkan muda-mudi Indonesia. Mereka dituduh mengikuti (meniru) gaya musik ‘ugal-ugalan’ The Beatles, sebuah grup/band dari Inggris yang diakui di seluruh dunia sebagai pelopor sebuah gerakan musik pop/rock yang baru dan berbeda sekali, yang pada waktu itu sedang mempengaruhi perubahan arah jalan sejarah musik dunia. Kecaman itu tentu disebabkan oleh karena ‘Irama Lenso’ yang dianjurkan oleh Bung Karno sebagai irama musik yang sesuai dengan kepribadian bangsa tidak diikuti oleh mereka. Yang pasti, irama semacam itu memang bukan selera musik kaum muda di Indonesia pada umumnya!

Selain itu banyak artis lainnya yang berbondong-bondong pindah dari Irama Records ke Remaco (Bali Record), oleh karena menyadari bahwa perusahaan itu memang mempunyai peralatan teknik rekaman yang jauh lebih modern dan canggih. Beberapa artis di antaranya yang mempunyai hits setelah pindah ke sana adalah Bing Slamet, Bob Tutupoly, Onny Surjono, Tuty Subardjo, Diah Iskandar dan Elly Kasim.

Itulah awal krisis yang bertahun-tahun lamanya sesudah itu terus dihadapi oleh Irama Records. Akhirnya terpaksa mereka mengikuti jejak perusahaan piringan hitam negara, Lokananta, dan juga perusahaan-perusahaan kecil lainnya, yang sekalipun masih eksis, ‘mati suri’ di pasaran musik nasional, karena produksi piringan-piringan hitam mereka tidak laku.

Album ‘Pulang Muhibah’ yang sebenarnya direkam pada waktu yang sama dengan ‘…. Ia Tetap Diatas !!’ dan ‘Tiga Malam’, saat album (LP) ‘Mari Bersuka Ria dengan Irama Lenso’ sedang ‘ngetop di Indonesia tahun 1965, menjadi salah satu album terakhir produksi mereka yang saat diluncurkan tahun 1967/1968 diacuhkan oleh media, bahkan oleh para penggemar setia Lilis Suryani dan juga masyarakat pada umumnya. (Lihat artikel-artikel: Menyanjung PYM: ‘.... Ia Tetap Diatas !!’ – ‘Signature Album’ yang Kedua dan Tiga Malam – Termasyhur di Kemah Lawan)

Seluruh isi album yang direkam dengan iringan orkes Mus Mustafa di bawah pimpinan Mus Mualim tersebut, jika disorot dari segi mutu teknik rekaman maupun irama musiknya, untuk era itu saja sudah terdengar sangat kuno, apalagi jika dibandingkan dengan lagu-lagu yang pada waktu itu sedang ‘ngetop dan merajai tangga lagu-lagu nasional.

Seperti lagu-lagu dari album Tetty Kadi, ‘Pulau Seribu’ 2, yang dirilis setahun sebelumnya (1966). (Lihat artikel: Teringat Selalu (1) – Menyaingi Idola) Atau album ‘Kau Selalu Dihatiku’ 2 yang dirilis oleh Ernie Djohan dalam waktu yang bersamaan dengan ‘Pulang Muhibah’ (1967). (Lihat artikel: Kau Selalu Dihatiku (1) – Diawali La Novia) Atau lagu-lagu dari album-album Lilis Suryani yang lain, seperti: ‘Pemburu’ dan ‘LS’, yang pada waktu itu sudah terkenal sekali di Indonesia. Semuanya adalah album-album hasil produksi Remaco!

Album ‘Pulang Muhibah’ yang mengandung lagu-lagu yang hampir semuanya mudah sekali dilupakan, seperti lagu-lagu ciptaan Mus Mualim: Kuterima Surat, Berdendang, atau Djumpa dan Djumpa Lagi (ciptaan Titiek Puspa), Bang Amat Tukang Betja (ciptaan Titiek Puspa/Lilis Surjani), serta lagu-lagu Nelajan, Kirim Padi Kekota, Atjuh Tak Atjuh, Tukang Sihir dan lain sebagainya, adalah album pertama Lilis Suryani dari era tahun 60-an yang paling tidak dikenal penggemar-penggemarnya.

Hanya lagu Pulang Muhibah (ciptaan Mus Mualim) dan lagu Mari Berlenso (ciptaan Mus Mualim dan M Embut) saja, lagu dengan ‘tema irama Lenso’ yang sudah terlambat dua tahun tersebut, yang kadang-kadang masih terdengar diputar oleh penyiar-penyiar radio (RRI) atau radio-radio amatir pada waktu itu.

Itupun tidak bisa membantu prestasi piringan hitam yang dikenal sekarang sebagai salah satu dari album-album Lilis Suryani yang terburuk sepanjang masa kariernya yang fenomenal di era tahun 60-an tersebut.

Nathan Mintaraga
Agustus 2013

Catatan:

1 LP (Long Play) adalah album PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat delapan lagu dengan maksimum 12 lagu. Diputar dengan kecepatan 33 1/3 RPM (Remixes Per Minute)

2 Oleh karena judul sebuah album pada waktu itu tidak begitu lazim, nama lagu yang paling termasyhur dari album tersebut ditambahkan begitu saja di dalam artikel ini sebagai judul albumnya hanya untuk membedakannya dari album-album yang lain

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Download lagu-lagu:
(Syair lagu-lagu Lilis Suryani menurut urutan alfabet bisa ditemukan di sini)

1 comment:

  1. Snow Peak Titanium Flask & Flask
    This ski is titanium exhaust tips not designed titanium hip to be used on ski poles. It is 바카라 양방 사이트 constructed with high-grade titanium black titanium rings skins. It will allow you to achieve 슬롯 나라 a ski slope,

    ReplyDelete