Saturday, February 9, 2013

11 Menyanjung PYM: ‘.... Ia Tetap Diatas !!’

MENYANJUNG PYM: ‘.... IA TETAP DIATAS !!’
‘SIGNATURE ALBUM’ YANG KEDUA
Oleh: Nathan Mintaraga

Dalam waktu hampir bersamaan dengan kesuksesan luar biasa yang dicapai oleh album ‘Tjing Tulungan’ 1, sebuah album lain (LP) 2 berisi 12 lagu baru dengan judul: ‘…. Ia Tetap Diatas !!’ (1965), hasil kerja sama Lilis Suryani dengan Irama Records, diluncurkan di pasaran musik Indonesia. Album itu direkam dengan iringan orkes Baju di bawah pimpinan F Pareira. Tampak nyata dari cara-cara aransemen musiknya, orkes tersebut berusaha keras sekali mengulangi segala sesuatu yang sudah dilakukan oleh Idris Sardi dengan orkesnya saat mengiringi Lilis merekam album ‘Antosan’ setahun sebelumnya.

Tetapi meskipun menggunakan berbagai instrumen musik yang sama seperti yang sudah dipergunakan oleh pemusik legendaris tersebut, baik biola, cello, klarinet maupun saksofon, apalagi meniru semua aransemennya, akhir kesudahan album itu jelas tidak sesempurna kualitas album pendahulunya. Bahkan sekarang LP tersebut terdengar agak kuno, terdengar sekali umurnya yang sudah hampir setengah abad!

Kendatipun demikian, album ‘.... Ia Tetap Diatas !!’ akhirnya menjadi salah satu dari album-album klasik Lilis yang terus dikenang masyarakat. Secara tidak langsung album tersebut menjadi ‘Signature Album’ Lilis Suryani yang Kedua!

Semua itu disebabkan oleh karena dua lagu kontroversial yang terdapat di dalam album itu, di tengah-tengah lagu-lagu lainnya: Muhibah, Mawar Melati, Sjair Lagumu, Putus Kasih di Wisma Nusantara, Untukmu, Hurryku Sajang, Sesal Diri dan lain sebagainya.

Lagu yang pertama: Untuk PJM Presiden Sukarno, karya Sutedjo, yang mengakibatkan Lilis diundang untuk menyanyi di Istana Negara. Itulah awal pertemuannya dengan Bung Karno, yang menyebabkan media mendesas-desuskan, bahwa ia sudah dijadikan penyanyi istana kesayangannya. Oleh sebab itu, sekalipun tidak benar, seringkali ketenaran Lilis Surjani yang luar biasa pada waktu itu dikait-kaitkan dengan Bung Karno dan kedudukannya sebagai seorang presiden.

Karena tiba-tiba gara-gara Lilis Suryani lagu semacam itu menjadi trendy sekali, tidak lama sesudahnya Onny Surjono juga meluncurkan sebuah lagu ‘sanjungan’ yang serupa lainnya, berjudul: Bung Karno Djaja, yang termasuk dalam album ‘Siapa?’ (1965). Sekalipun cukup berhasil ketika baru dirilis, lagu itu tidak bisa meninggalkan kesan sedalam lagu Untuk PJM Presiden Sukarno di hati para pendengarnya, karena lagu itu sekarang sudah dilupakan.

Yang kedua, sebuah lagu berbahasa Jawa berjudul: Gendjer-Gendjer, yang sebelumnya sudah dijadikan hit oleh Bing Slamet di Indonesia. Lagu tersebut yang berasal dari album (LP) ‘Mari Bersuka Ria dengan Irama Lenso’ (Irama Records), demikian juga lagu-lagu: Berpisah di Teras St Carolus (Selamat Berpisah) dan Telepon, adalah tiga buah lagu yang di-cover oleh Lilis, ditambahkan hanya untuk melengkapi jumlah 12 lagu yang diperlukan untuk merekam album itu.

Selamat Berpisah adalah salah satu hit terbesar tahun 1965 dari seorang penyanyi baru bernama Retno. (Lihat artikel: Zaenal Combo Dari ‘Tjing Tulungan’ sampai ‘Selamat Tinggal’) Sedangkan Telepon adalah sebuah lagu yang tidak terkenal sekalipun sudah dirilis sebelumnya oleh pasangan penyanyi suami istri, Onny Surjono dan Tuty Subardjo.

Ternyata lagu Untuk PJM Presiden Sukarno menjadi lagunya yang paling termasyhur yang berasal dari album tersebut, disusul oleh Gendjer-Gendjer, karya seniman Banyuwangi, M Arief, sebuah lagu yang akhirnya dikaitkan dengan peristiwa Gerakan 30 September PKI (G30S) tidak lama sesudahnya.

Sekali lagi, dan untuk kedua kalinya, melalui lagu-lagu itu Lilis Suryani menciptakan sebuah ‘moment’ yang tak terlupakan bagi kariernya! ‘Moment’ yang pertama terjadi tahun 1964 melalui lagunya yang kontroversial, Risau dari album ‘Antosan’. (Lihat artikel: Antosan ‘Signature Album’ yang Pertama)

Setelah Bung Karno ‘jatuh’ dari kedudukannya tahun 1965, dan kedua lagu itu (demikian juga lagu Bung Karno Djaja) dilarang wewenang agar tidak disiarkan lagi di dalam acara-acara radio nasional (RRI), lagu-lagu Lilis tersebut menjadi jauh lebih termasyhur lagi!

Sekarang kedua lagu itu, dan juga Gendjer-Gendjer versi Bing Slamet, adalah lagu-lagu pop Indonesia dari era bersejarah tersebut yang paling sering dicari di dunia maya oleh orang-orang secara internasional, baik dalam bentuk mp3 maupun video clips yang disediakan oleh berbagai YouTube’s channels yang bukan hanya berasal dari Indonesia saja.

Nathan Mintaraga
Februari 2013

Catatan:

1 Oleh karena judul sebuah album pada waktu itu tidak begitu lazim, nama lagu yang paling termasyhur dari album tersebut ditambahkan begitu saja di dalam artikel ini sebagai judul albumnya hanya untuk membedakannya dari album-album yang lain

2 LP (Long Play) adalah album PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat delapan lagu dengan maksimum 12 lagu. Diputar dengan kecepatan 33 1/3 RPM (Remixes Per Minute)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Download lagu-lagu:
(Syair lagu-lagu Lilis Suryani menurut urutan alfabet bisa ditemukan di sini)

No comments:

Post a Comment