Saturday, August 25, 2012

03.2 Adillah (2)

ADILLAH (2)
MENENTANG ARUS
Oleh: Nathan Mintaraga

Kebiasaan-kebiasaan itu memang sedang terjadi ketika Lilis memulai karier musiknya tahun 1963. Tetapi ia membuktikan keseriusan bakatnya kepada artis-artis berbobot lainnya yang sudah terkenal pada waktu itu, seperti: Sam Saimun, Kris Biantoro, Bing Slamet, Bob Tutupoly, Onny Surjono, Titiek Puspa, Tuty Subardjo dan lain sebagainya, bahwa sebagai artis remaja pendatang baru yang sangat berbakat di dunia musik populer di Indonesia, ia patut diperhitungkan sebagai seorang contender yang tidak boleh diremehkan!

Tidak memakan waktu terlampau lama Lilis berhasil meraih posisi tertinggi di mana ia langsung diakui sebagai bintang rekaman nomor satu di Indonesia! Jika artis-artis lain biasanya hanya mampu meraih satu/dua hits saja sepanjang karier mereka lalu menghilang untuk selama-lamanya, setiap tahun di awal pertengahan dasawarsa ke-60 Lilis Suryani memberondong dunia musik populer Indonesia dengan lagu-lagu barunya yang tak terlupakan.

Sesuai penelitian, di awal era itu Lilis hanya merekam satu lagu terjemahan saja, yaitu: Adillah Tjiptaan Duniaku, dari album (EP) 1 ‘Adillah’, terjemahan bebas sebuah lagu berbahasa Italia: Al Di La yang versi aslinya dinyanyikan oleh Betty Curtis (1961), tetapi dimasyhurkan di seluruh dunia oleh Emilio Pericoli melalui penampilannya di sebuah film berjudul ‘Lovers Must Learn’ (1962) yang dibintangi oleh: Troy Donahue dan Suzanne Pleshette.

Lagu tersebut dialih-bahasakan ke Indonesia dengan cerdik sekali oleh Reemer, seorang pria peranakan Indo-Belanda yang berasal dari kota Bandung, di mana ia menggunakan bunyi-bunyi suku kata bahasa aslinya sebagai dasar untuk menterjemahkannya. Sama sekali mengabaikan inti arti syair lagu yang sebenarnya! Beberapa contoh saja: ‘Al di la’ diterjemahkan menjadi ‘Adillah’, Ci sei tu’ menjadi ‘Duniaku’, ‘Per me’ menjadi ‘Permai’.

Kendatipun akhirnya tidak mempunyai arti yang konkrit, lagu yang diterjemahkan olehnya itu terdengar sangat indah kala dinyanyikan oleh Lilis Suryani. Seperti aslinya, syair sadurannya mempunyai arti yang sureal dan artistik sekali! Versi Lilis tersebut menjadi sangat termasyhur di Indonesia saat itu. Dan sekalipun hanya secara lokal saja, versi itu disejajarkan dengan versi penyanyi barat dari era yang sama, Connie Francis, yang telah berhasil menginterpretasikannya dalam bahasa Inggris dan membuat lagu itu secara internasional jauh lebih terkenal lagi.

Lagu Adillah Tjiptaan Duniaku direkam untuk pertama kalinya tahun 1963 di negeri Belanda di bawah label Philips oleh putri Reemer sendiri, seorang penyanyi kanak-kanak bernama: Sandra Reemer. Dalam bentuk EP album mini tersebut dirilis di Indonesia. Tetapi gara-gara cover version Lilis Suryani yang ternyata jauh lebih laku, lebih berhasil dan menjadi salah satu dari beberapa lagunya yang paling sukses di awal tahun berikutnya, versi asli yang berasal dari Belanda tersebut diacuhkan oleh masyarakat dan media setempat.

Sekalipun demikian Sandra Reemer akhirnya mempunyai karier yang bertaraf internasional ketika merilis sebuah lagu bersama Andres, juga seorang penyanyi keturunan Indo-Belanda, di akhir tahun 1967, lagu yang berjudul: Story Book Children.

Lima tahun kemudian Lilis Suryani merekam dua lagu terjemahan yang lain. Yang pertama: Ditinggal Mama dari album (LP) 2: ‘007’ (1968), sebuah lagu dari penyanyi barat Matt Monro yang berjudul: For Mama. Dialih-bahasakan oleh Mus Mualim, lagu itu sebenarnya juga berasal dari Italia. (Lihat artikel: Rebel ‘007’ – Menari dengan Kakek)

Sedangkan lagu yang kedua: Jango, direkam ulang oleh Lilis dalam bahasa Indonesia awal dasawarsa ke-70, sebuah lagu yang sudah pernah dirilis olehnya tahun 1968 dalam bahasa Italia dengan judul: Djanggo, di album kompilasi (LP): ‘Ini dan Itu’. (Lihat artikel: Menangani Django – Dari Sukiyaki ke Djanggo (2))

Nathan Mintaraga
Agustus 2012

Catatan:

1 EP (Extended Play) adalah album mini PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat maksimum empat lagu. Diputar dengan kecepatan 45 RPM (Remixes Per Minute). Populer sekali di era itu sampai kurang lebih akhir dasawarsa ke-60

2 LP (Long Play) adalah album PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat delapan lagu dengan maksimum 12 lagu. Diputar dengan kecepatan 33 1/3 RPM (Remixes Per Minute)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lagu-lagu:
(Syair lagu-lagu Lilis Suryani menurut urutan alfabet bisa ditemukan di sini)

No comments:

Post a Comment