Saturday, August 18, 2012

02 Tjai Kopi

TJAI KOPI
LAHIRNYA SEBUAH LEGENDA
Oleh: Nathan Mintaraga

Pada tahun 1963, bersama Moeslihat, juga dikenal sebagai Muslihat atau Mus K Wirya, seorang penyanyi, pencipta lagu-lagu terutama yang berbahasa Sunda, dan pemimpin orkes Suita Rama, Lilis Suryani yang pada waktu itu masih menyebut dirinya sendiri Lies Surjani memulai karier musiknya dengan merekam album mini (EP) 1 mereka yang pertama di bawah label Irama Records: ‘Tjai Kopi’ 2.

Album tersebut memperkenalkan dua lagu perdananya: Tjai Kopi, karya Moeslihat, dan Dikala Malam Tiba, lagu gubahan Lilis sendiri yang sebagian besar dari melodi, nada dan ketukan iramanya diilhami oleh sebuah lagu barat: You are My Destiny, karya Paul Anka.

Radio-radio di Indonesia (RRI) mendukung Lilis dengan menggaungkan kedua lagu itu ke seluruh Nusantara. Kehadiran lagu-lagu tersebut memperkuat posisi kedudukan Lilis sebagai pendatang baru yang patut diperhitungkan, karena keduanya ternyata berhasil menjadi hits yang berarti sekali bagi awal perkembangan kariernya.

Semenjak saat itu semua lagu yang dirilis olehnya selalu mendapat sambutan hangat sekali dari masyarakat. Rekaman lagu-lagu dari dalam ketiga album mini (EP) berikutnya berturut-turut memenuhi gelombang-gelombang siaran radio-radio negara, memulai suatu era musik populer tahun 60-an di Indonesia yang modern, muda dan segar sekali.

Album berseri ‘Memperkenalkan Bintang Rekaman jang Tjemerlang’: ‘Paduan Djandji’ 2 berisi lagu-lagu termasyhur yang diciptakan oleh Lilis sendiri: Kini Kau Djauh, Malam Nan Indah, Paduan Djandji dan Bimbang. Sedangkan album berikutnya dari seri yang sama: ‘Kesunjian’ 2, memperkenalkan sekali lagi lagu-lagu ciptaannya yang tidak kalah tersohornya: Kesunjian dan Bungaku di Taman.

Ia juga berhasil menenarkan di Indonesia lagu: Adillah Tjiptaan Duniaku, terjemahan bebas sebuah lagu berbahasa Italia: Al Di La yang versi aslinya dinyanyikan oleh Betty Curtis (1961), tetapi dimasyhurkan di seluruh dunia oleh Emilio Pericoli melalui penampilannya di sebuah film berjudul ‘Lovers Must Learn’ (1962) yang dibintangi oleh: Troy Donahue dan Suzanne Pleshette.

Versi Lilis dalam bahasa Indonesia, meskipun hanya secara lokal saja, disejajarkan dengan versi penyanyi barat dari era yang sama, Connie Francis, yang telah berhasil menginterpretasikannya dalam bahasa Inggris dan membuat lagu itu secara internasional jauh lebih terkenal lagi. (Lihat artikel: Adillah – Menentang Arus)

Selain berisi lagu Adillah Tjiptaan Duniaku, album mini berjudul ‘Adillah’ tersebut juga memperkenalkan lagu gubahannya sendiri: Ratapku. Oleh karena isi syairnya yang sangat menyayat hati, media di Indonesia mendesas-desuskan, bahwa lagu itu sebenarnya mengisahkan kisah nyata tentang ayah kandungnya yang sudah dengan tega sekali, kabur meninggalkan dia dan keluarganya.

Ketiga album tersebut direkam di studio Irama Records diiringi oleh orkes Seni Maya, yang dipimpin oleh Endi M S.

Tidak jarang Lilis Suryani diharuskan oleh Irama Records untuk membagi album-album mininya dengan penyanyi-penyanyi yang lain, seperti: Sofjan, Moeslihat, Dick Suprapto, Papo dan Uman Entik.

Kendatipun demikian, yang amat mengherankan, hanya lagu-lagunya saja yang menjadi terkenal. Sedangkan lagu rekan-rekannya dari album-album yang sama selalu diacuhkan oleh masyarakat, bahkan oleh media setempat.

Nathan Mintaraga
Agustus 2012

Catatan:

1 EP (Extended Play) adalah album mini PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat maksimum empat lagu. Diputar dengan kecepatan 45 RPM (Remixes Per Minute). Populer sekali di era itu sampai kurang lebih akhir dasawarsa ke-60

2 Oleh karena judul sebuah album pada waktu itu tidak begitu lazim, nama lagu yang paling termasyhur dari album tersebut ditambahkan begitu saja di dalam artikel ini sebagai judul albumnya hanya untuk membedakannya dari album-album yang lain 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Download lagu-lagu:
(Syair lagu-lagu Lilis Suryani menurut urutan alfabet bisa ditemukan di sini)

No comments:

Post a Comment